Ibu Bermata Biru Di Lamno
Habibi Lageuen [gampongaceh(dot)com] Keberadaan teturunan Portugis di Lamno telah menjadi ikon tersendiri bagi Lamno. Banyak yang bertanya-tanya tentang keberadaan keturunan Eropa di wilayah kabupaten Aceh Jaya. Penulusuran asal mula keturunan bangsa Portugis di Lamno semua berawal tujuan utama datangnya dari kedatangan bangsa Portugis di Aceh untuk mencari rempah-rempah.
Bangsa-bangsa pendatang menjalin ikatan kerja sama di sektor perekonomian jual beli dengan bansa Aceh. Karena masyarakat Lamno sudah sangat merasa akrab dengan mereka, masyarakat Lamno mulai memberikan perhatian secara khusus kepada mereka dengan cara menyediakan berbagai fasilitas untuk mereka, termasuk memberikan tempat tinggal untuk mereka. Seiring waktu yang berjalan bangsa Portugis pun mulai melebur dangan masyarakat Lamno dan menikah dengan orang Lamno –berdasarkan sumber agama islam belum masuk ke Lamno– rakyat Lamno sudah menganggap bangsa Portugis tersebut sebagai salah satu dari bagian mereka mengingat banyak hal timbal balik yang bersifat saling menguntungkan bagi mereka.
Gadis Bermata Biru
Gadis Bermata Biru Dari Lamno
Tersadar karena sudah mulai terciumnya kecurangan dalam perdagangan dan dalam hal batasan tanah kebun atau lebih sering disebut “boeh tanda tanoeh bek lagee kaphee pula bak labu, hoe ngoen di ‘eui labu nyan keunan keuh tanoeh kah” ( disini dapat diartikan juga dengan kecurangan bangsa Portugis dalam hal pembatasan tanah yakni dengan menanam labu dan langsung mengambil alih kepemilikan tanah tersebut dengan alasan labu mereka telah menjalar ke tanah lainnya) dan juga bangsa Portugis juga sering mengelabui masyarakat Lamno dengan memberikan kulit kualitas jelek pada transaksi barter.
Merasa mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari bangsa Eropa, masyarakat Lamno marah besar sehingga mengusir semua bangsa Eropa kecuali turunannya karena mengingat mereka juga bagian dari darah Aceh. Saat seperti inilah sifat ke Acehan itu timbul kembali, yakni dari pada hidup dibawah kaki penjajahan meski diberikan pangkat dan harta berlimpah, lebih baik mati bersimbah darah atau mati berkalang tanah.
Mata Biru Lamno
Dua Bocah Perempuan Bermata Biru Di Lamno
Perjuangan dalam merebut hak-hak yang telah yang terjajah berpihak kepada warga Lamno, bangsa Eropa pergi dengan meninggalkan darahnya dalam keturunan warga Aceh.
Kendati ada orang Aceh yang nikahi oleh bangsa Barat itu atas nama cinta. Istri dan keturunannya tetap ditinggalkan di Aceh. Peninggalan inilah yang membuat Lamno sekarang ini sangat terkenal dengan istilah Nanggroe Daya yang sangat identik dengan “Si Mata Biru”
Keturunan Portugis di Lamno ini tidak hanya dari mata saja, warna kulit dan warna rambut sangat khas dengan bangsa Eropa pada umumnya. Dan hanya satu alasan bagi orang lain untuk tidak dapat memanggil mereka ialah Bangsa Eropa karena sangat jarang mereka dapat berbahasa Portugis.